Sabtu, 12 Maret 2011

Semeru 'Hembuskan' Asap 60 Kali Sehari


SURABAYA POST – Erupsi Gunung Bromo belum kunjung padam, kini Gunung Semeru semakin menggeliat. Akhir-akhir ini, Semeru makin 'rajin' menyemburkan asap tebal.

“Istilahnya bukan letusan, tetapi hembusan. Selama 24 jam terakhir Semeru mengeluarkan 60 hembusan atau asap tebal bergulung-gulung,” kata Liswanto, petugas Pos Pengamat Gunung Semeru, Sabtu pagi, 12 Maret 2011.

Sementara itu, pos yang berada di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang itu mencatat, sehari sebelumnya gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengeluarkan hembusan lebih banyak, 74 kali dan 3 kali gempa tektonik jauh.

Dalam 24 jam terakhir, Semeru menimbulkan 3 kali gempa tremor. Selain itu juga terjadi 2 kali gempa guguran. “Gempa guguran berupa tebing yang jatuh ke dalam kawah itu sudah biasa terjadi,” ujar Liswanto.

Status Semeru masih tetap waspada. Hanya saja masyarakat yang tinggal di jalur lahar gunung diminta berhati-hati terhadap potensi bencana lahar dingin.  “Sebab tumpukan material vulkanis di lereng Semeru bisa turun sewaktu-waktu melintasi jalur lahar Besuk Kembar,” jelasnya.

Seperti diketahui, kawasan Besuk Kembar merupakan daerah Rawan Bencana I, yang tidak boleh dihuni permukiman warga. Kawasan terdekat dari jalur lahar Semeru terdapat di Kecamatan Pronojiwo, sejauh sekitar 15 kilometer dari kawah gunung.       

Terkait kondisi Gunung Semeru yang terus menggeliat disikapi biasa-biasa saja warga yang tinggal di lereng gunung yang terletak di tapal batas Lumajang-Malang itu. “Kalau Semeru ‘merokok’ dan mengepulkan asap itu sih biasa, sejak dulu ya seperti itu. Yang kami takutkan itu kalau muncul lahar dingin sewaktu-waktu,” ujar Bambang Edi Santoso, warga Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.

Guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Lumajang itu mengaku, tenang-tenang saja saat meninggalkan keluarganya di lereng gunung. “Insya Allah aman, justru Semeru mengepulkan asap itu tanda sebagai gunung aktif,” ujar guru matematika itu.

Selama ini, gelontoran lahar dingin itu justru membawa berkah bagi warga Lumajang. Lahar dingin dari Gunung Semeru membawa pasir dan batu (sirtu) yang melimpah. “Lho, kalau tidak ada lahar dingin, tidak akan ada pasir dan batu di sungai-sungai di Lumajang, yang merupakan bahan bangunan kualitas satu,” ujar Suhartono, penambang sirtu di Besuk Bang.

Senada diungkapkan sejumlah penambang pasir sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Kali Rejali, mulai di Kecamatan Pasirian dan Kecamatan Tempeh. Demikian juga para penambang pasir di Kali Asem yang membelah Kota Lumajang.

Bahkan Pemkab Lumajang pun melalui website-nya mempromosikan, pasir asal Gunung Semeru merupakan pasir berkualitas sekaligus berkuantitas luar biasa. Pasir Semeru yang berkompisisi kerikil (gravel) 0,45 persen, pasir 99,35 persen, dan lanau lempung (silt clay) 0,2 persen dikenal masyarakat luas paling bagus untuk pengecoran.

Soal kuantitas, pasir Semeru juga luar biasa depositnya. Areal bahan penambangan pasir dan batu terhampar sekitar 82,50 hektare (Ha) dengan volume 5.976.625 meterkubik.
Laporan: Ikhsan Mahmudi
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar