VIVAnews - Kompleks Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu kemarin, jadi ajang demonstrasi. Front Pembela Islam (FPI) mendesak Sri Sultan HB X selaku Gubernur DIY segera mengeluarkan aturan untuk melarang dan membatasi aktivitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
Ditemui wartawan hari ini, Sultan mengaku belum mengetahui apa pastinya yang dituntut FPI. Maklum, saat unjuk rasa berlangsung dia sedang berada di Australia.
"Saya baca dulu pernyataan resminya, saya kanbelum sempat. Jam 09.00 WIB tadi langsung rapat dengan Panja Komisi II DPR RI," kata Sultan usai rapat dengar pendapat dengan Panitia Kerja Komisi II DPR RI di Kepatihan, Kamis, 10 Maret 2011.
Ditemui wartawan hari ini, Sultan mengaku belum mengetahui apa pastinya yang dituntut FPI. Maklum, saat unjuk rasa berlangsung dia sedang berada di Australia.
"Saya baca dulu pernyataan resminya, saya kanbelum sempat. Jam 09.00 WIB tadi langsung rapat dengan Panja Komisi II DPR RI," kata Sultan usai rapat dengar pendapat dengan Panitia Kerja Komisi II DPR RI di Kepatihan, Kamis, 10 Maret 2011.
Sumber:http://nasional.vivanews.com/news/read/208740-didemo-fpi--ini-tanggapan-sri-sultan
Raja Yogya ini juga mengatakan belum bisa mengambil sikap atas tuntutan FPI. "Saya belum mau ambil kesimpulan. Nanti kita lihat pernyataannya dan kami akan merapatkannya dulu," kata Sultan.
Di saat banyak pemerintah daerah berbondong-bondong menerbitkan peraturan untuk menjepit Ahmadiyah, Sultan Hamengkubuwono X malah mengeluarkan pernyataan sebaliknya: ia menjamin tak akan mengeluarkan aturan serupa di Yogyakarta.
"Yogyakarta saat ini damai sehingga tidak perlu ada provokasi," kata Sri Sultan pada 3 Februari 2011 lalu.
Raja Yogya ini juga mengatakan belum bisa mengambil sikap atas tuntutan FPI. "Saya belum mau ambil kesimpulan. Nanti kita lihat pernyataannya dan kami akan merapatkannya dulu," kata Sultan.
Di saat banyak pemerintah daerah berbondong-bondong menerbitkan peraturan untuk menjepit Ahmadiyah, Sultan Hamengkubuwono X malah mengeluarkan pernyataan sebaliknya: ia menjamin tak akan mengeluarkan aturan serupa di Yogyakarta.
"Yogyakarta saat ini damai sehingga tidak perlu ada provokasi," kata Sri Sultan pada 3 Februari 2011 lalu.
Sultan berpandangan keberadaan Ahmadiyah di Yogyakarta selama ini tidak pernah menimbulkan masalah. "Bagi daerah yang mengeluarkan SK pelarangan Ahmadiyah, itu inisiatif mereka untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Sultan.
Dalam aksi demonstrasi yang diikuti sekitar 350 orang kemarin, FPI mengancam akan mendukung Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta versi pemerintah, jika Sultan tak segera melarang Ahmadiyah.
Koordinator unjuk rasa sekaligus Juru Bicara FPI DIY-Jawa Tengah, Herman, mengatakan pihaknya siap kembali turun ke jalan. "Kami akan tunggu dalam waktu 1-2 minggu ini, kalau dalam waktu itu Sultan tidak mengeluarkan pelarangan terhadap Ahmadiyah, kami akan demo lagi," kata dia.
Dalam aksi demonstrasi yang diikuti sekitar 350 orang kemarin, FPI mengancam akan mendukung Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta versi pemerintah, jika Sultan tak segera melarang Ahmadiyah.
Koordinator unjuk rasa sekaligus Juru Bicara FPI DIY-Jawa Tengah, Herman, mengatakan pihaknya siap kembali turun ke jalan. "Kami akan tunggu dalam waktu 1-2 minggu ini, kalau dalam waktu itu Sultan tidak mengeluarkan pelarangan terhadap Ahmadiyah, kami akan demo lagi," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar